Meghan Markle Rasakan Duka dan Sakit Saat Mengalami Keguguran Musim Panas Lalu

Meghan kehilangan anak keduanya pada awal tahun ini.



Meghan Markle mengungkapkan rasa duka dan sakit yang ia rasakan ketika mengalami keguguran pada bulan Juli tahun ini, ia mengandung anak keduanya dengan Pangeran Harry. Dalam sebuah esai yang ia tulis untuk surat kabar New York Times, Meghan menceritakan bahwa ia tengah mengganti popok putranya ketika merasakan kram yang menyakitkan dan saat itu, ia tahu bahwa ia telah kehilangan bayi keduanya.

“Saya tahu, ketika saya memeluk anak pertama saya ketika saya kehilangan anak kedua,” tulisnya. “Beberapa jam kemudian, saya tidur di tempat tidur rumah sakit, menggenggam tangan suami saya. Saya merasakan tangan suami saya dan mencium punggung tangannya, basah dari air mata kami. Menatap dinding putih, mata saya mulai kehilangan ekspresi. Saya membayangkan bagaimana kami dapat pulih.”

Keguguran, sesuatu yang tidak banyak dibicarakan terbuka, adalah sesuatu yang umum. Laporan dari NHS mengungkapkan bahwa di antaranya semua perempuan yang tahu bahwa mereka mengandung, dapat diestimasikan bahwa satu dari delapan kehamilan akan berakhir pada keguguran. Banyak keguguran terjadi sebelum perempuan tersebut menyadari kehamilan mereka.

“Duduk di tempat tidur rumah sakit, melihat hati suami saya patah ketika ia berusaha memeluk hati saya yang hancur, saya sadar bahwa satu-satunya cara untuk mulai memulihkan diri adalah dengan bertanya, ‘Anda tidak apa-apa?’ lanjut Meghan.

Ia mengatakan hal tersebut setelah membahas tentang rasa sakit dan duka yang dirasakan ketika mulai memulihkan diri. Hal tersebut juga, ia tambahkan, dapat membantu orang lain tidak merasa sendirian dalam perjuangan ini. “Kehilangan seorang anak membawa rasa duka yang sangat dalam, dialami banyak orang tetapi jarang dibicarakan,” tulisnya. “Dalam rasa sakit atas kehilangan tersebut, suami saya dan saya menemukan bahwa dalam sebuah ruangan dengan 100 perempuan, 10 hingga 20 dari mereka akan mengalami keguguran. Meski terjadi rasa sakit yang banyak dialami, perbincangan tentang hal ini masih dianggap tabu, diikuti dengan rasa malu, dan berdampak pada kedukaan serta kesepian.”

Meghan mengajak publik untuk merawat satu sama lain dan berkomitmen untuk menanyakan kondisi orang lain, ‘Anda tidak apa-apa?’ Ia mengatakan bahwa, terlepas dari jarak atau berbagai opini, kita semua disatukan oleh semua hal yang harus dihadapi tahun ini.”

“Kita tengah menyesuaikan diri dengan kehidupan normal baru, wajah ditutup masker, tetapi memaksa kita untuk menatap mata satu sama lain, terkadang penuh kehangatan, waktu lain penuh air mata,” simpul Meghan. “Untuk pertama kalinya, dalam waktu yang lama, sebagai manusia, kita benar-benar melihat satu sama lain. Apakah kita baik-baik saja? Kita akan.”

(Penulis: BAZAAR UK; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)