Merupakan suatu kebanggaan bagi desainer lokal untuk dapat melaju di panggung mode dunia. Maquinn Couture, label lokal di bawah naungan Janice Pradipta Setyawan dan Benita Pradipta Setyawan yang mengangkat batik dalam format modern sekaligus eksklusif terpilih sebagai delegasi tunggal Indonesia untuk unjuk gigi di Milan Fashion Week bulan September lalu.
Duo desainer ini menggabungkan budaya Indonesia dan Eropa dengan menggarap kekayaan batik dan keapikan fashion Eropa. Koleksi ini dinamai Pilgrimage yang menyuguhkan harmoni antar dua benua tersebut lewat konsep modern floral.
Floral yang dimaksud adalah hasil adaptasi dari corak batik, sementara unsur modern diambil dari gaya berbusana khas masyarakat Eropa."Meskipun sarat akan tradisional Indonesia, nyatanya batik mampu melebur dengan beragam budaya tanpa kehilangan jati dirinya," ungkap Benita.
"Keunggulan batik bukan semata pada coraknya, melainkan dari proses pembuatannya juga," tambah Benita.
Salah satu inspirasi pemilihan motif batik pada koleksi ini adalah dari lukisan Lucas Cranach the Elder tahun 1562 yang dibingkai dengan batik bunga menjalar.
Karya seni ini menggambarkan sebuah taman di mana seorang pria dan wanita berdiri dekat sebuah pohon yang dikelilingi berbagai hewan dan tumbuhan. Maka dari itu, ranting yang merupakan unsur terpenting dalam pohon juga didaulat sebagai pelengkap tampilan yang magis dan penuh makna.
Komposisi potret tersebut seakan menampilkan kisah perjalanan leluhur, yakni kehidupan mula-mula yang beragam dan seluruhnya terjalin secara harmoni.
(Foto: Maquinn Couture)