Keajaiban Film Dalam Koleksi Musim Semi 2021 Milik Chanel

Lights! Camera! Action!



Mengobati kerinduan akan bioskop, hari ini Virginie Viard berikan penghormatan kepada film-film di masa French New Wave, sebuah gerakan dalam industri film Prancis pada tahun 1950-an, dengan menampilkan film hitam putih arahan Inez van Lamsweerde dan Vinoodh Matadin dalam koleksi Spring 2021 milik Chanel, peluncuran koleksi ketiganya sejak menyandang titel creative director dalam rumah mode asal Prancis tersebut.

Dibuka dengan pemandangan Hollywood Hills dari ketinggian, dengan papan tulisan Hollywood digantikan tulisan ‘Chanel’. Kemudian kamera memperlihatkan suasana Champes-Élysées, menuju langit-langit kaca yang ikonis dari Grand Palais, lokasi peragaan busana. Di antaranya adalah adegan-adegan dari La Piscine, Breathless, A Woman Is a Woman, Contempt, dan Pierrot le Fou, bersama dengan empat potret para model dalam balutan koleksi terbaru, menunjukkan kekuatan mereka berakting dalam sebuah kreasi layar lebar: duduk di tempat tidur, memandang keluar jendela, berjalan di jalanan yang kosong, dan berbicara melalui telepon.

Film tersebut kemudian beralih ke panggung peragaan busana yang disiarkan langsung dari Grand Palais, lokasi rumah mode tersebut membangun versi asli dari logo Chanel. Para model perlahan berjalan keluar dari huruf-huruf besar tersebut. Atasan berhiaskan angka lima – penghormatan untuk parfum Chanel No.5 tetapi juga dirancang sebagai hitungan mundur yang terlihat pada kompilasi film-film lama – dipadukan dengan jaket dan biker shorts. Gaun V-neck hitam dengan rok sarong berhiaskan logo Chanel dalam warna neon. Lalu setelan kaus polo dan rok yang berhiaskan frasa-frasa dalam sebuah film, termasuk Coco Chanel Presents, Chanel Days, dan Three Cambon Girls. Koleksi ini juga menghadirkan jaring-jaring yang memberikan nuansa femme fatale di atas panggung.

Tetap, koleksi karya Virginie tidak menggambarkan sosok perempuan yang sangat bebas ataupun sangat naif. Namun, seperti banyak tokoh perempuan dalam industri film French New Wave, ia adalah kombinasi keduanya. Ia bebas mengenakan busana apapun yang ia inginkan, balutan gaun crochet putih dan celana palazzo merah muda dilengkapi jubah pleated dalam sebuah pesta, atau berbusana layaknya seorang pemimpin dalam balutan setelan hitam putih lengkap dengan blazer wol dan rompi double-breasted berwarna senada. Ia adalah sosok yang kompleks, berani mengungkapkan pendapatnya, dan dalam beberapa kesempatan perilakunya kerap dianggap tidak sopan.

(Penulis: Barry Samaha; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR US; Foto: Courtesy of BAZAAR US)