Dengan pergantian aturan selama masa pandemi, (mulai dari jam malam hingga pernikahan yang dihadiri oleh 15 orang), perbincangan tentang gelombang kedua, dan ketidakpastian akan pekerjaan, wajar ketika Anda merasa khawatir. Jika masalah-masalah di atas memengaruhi Anda, mungkin rasa khawatir telah berubah menjadi kepanikan.
Dengan inisiatif pemerintah – Job Retention Scheme – yang akan menambahkan upah Anda juga waktu kerja Anda dikurangi bagi pekerjaan yang dikategorikan sebagai pekerjaan praktis. Hal ini seolah-olah menjadi cara yang keras untuk pekerjaan yang secara langsung terdampak virus COVID-19, seperti pekerja di malam hari dan retail.
Bagi pekerja yang terancam kehilangan pemasukan, baik keseluruhan maupun sebagian, perjuangan terasa semakin berat. Kini, psikolog klinis dan penulis buku The Imposter Cure, Dr Jessamy Hibberd serta terapis dan pemilik Cultureminds Therapy Platform, Sharnade George berikan beberapa pesan yang semoga membantu Anda lalui waktu- waktu penuh ketidakpastian.
The Imposter Cure You Are Not a Fraud, You Deserve Success, You Can Believe in Yourself: How to Stop Feeling Like a Fraud and Escape the Mind-Trap of Imposter Syndrome
£9,18 (176.634 rupiah)
1. Kelola perasaan Anda
“Ketidakpastian akan pekerjaan Anda dapat menjadi sesuatu yang membuat seseorang alami berbagai perasaan untuk merespon hal tersebut dan penting untuk membiarkan diri kita merasakan emosi tersebut, memberi waktu untuk menyesuaikan diri dengan informasi tersebut,” jelas Dr Jessamy.
“Emosi dalam diri membantu kita untuk memahami peristiwa yang terjadi. Kita tidak dapat langsung terjun untuk ‘memulihkan’ diri tanpa memproses apa yang terjadi, dan memberi kesempatan peristiwa tersebut masuk ke dalam pikiran – seperti mengatasi rasa duka, kehilangan, dan trauma. Meski baik untuk membiarkan perasaan Anda, penting untuk tidak terjebak di dalamnya serta memilah hal-hal yang membantu maupun tidak membantu diri.”
Dr Jessamy melanjutkan, “Para Buddhist pernah mengatakan bahwa jika mengalami sesuatu yang sulit. Pada satu momen, kesulitan tersebut adalah kondisi kita yang terancam kehilangan pekerjaan, sedangkan momen berikutnya adalah reaksi kita terhadap situasi tersebut. Kini, kita tidak dapat menghindar dari rasa sakit yang disebabkan oleh hal tersebut, tetapi kita memiliki kontrol terhadap reaksinya – dan dapat mengantisipasi diri dari kesulitan yang serupa. Meski Anda berharap bahwa pikiran Anda akan mendukung di masa sulit, faktanya pikiran akan cenderung melawan kita yang berpotensi membuat perasaan Anda lebih buruk dari sebelumnya,” ia juga menambahkan, “Memang sulit untuk melawannya tetapi ada sebuah pilihan – bagaimana reaksi kita dapat memberikan perubahan besar dalam hidup. Penting untuk menentukan pilihan yang positif, termasuk dalam situasi sulit.”
Berikut adalah beberapa tips dari Dr Jessamy yang dapat Anda coba terapkan:
• Rasakan apa yang Anda rasa dan beri waktu untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi, termasuk perasaan negatif (khawatir, kecewa, putus asa, dan marah). Sadari bagaimana Anda bereaksi dan coba melakukan kegiatan yang dapat membantu Anda merasa lebih baik.
• Pastikan apa yang Anda lakukan didorong dengan fakta bukan rasa takut.
• Tetap lakukan kebiasaan Anda sehari-hari (makan secukupnya, tidur yang cukup, minum air putih, dan beristirahat).
• Jangan menganggap Anda satu-satunya yang merasakan hal ini, semua orang terdampak hal ini.
• Kelola perasaan Anda dengan penuh cinta dan perhatian. Jangan menghakimi dan mengkritisi perasaan yang Anda rasakan.
2. Cari bantuan dari orang lain
Penting untuk mengomunikasikan dan mencari bantuan orang lain. “Dalam masa-masa sulit, penting untuk berkomunikasi dengan orang lain,” jelas Sharnade George. “Jalin hubungan dengan keluarga, temui terapis jika Anda bisa – semakin banyak Anda berbicara, semakin banyak pengalaman orang lain yang dapat Anda jadikan masukan. Kami tidak ingin orang-orang merasa khawatir, maupun memendam emosi yang dapat berdampak pada gangguan-gangguan mental lainnya.
3. Sejenak lepaskan diri dari pikiran Anda
“Pastikan Anda memberi waktu untuk tidak memikirkan hal-hal tersebut,” ungkap Dr Jessamy. “Anda tidak akan mendapatkan apa-apa ketika memfokuskan perhatian pada ketakutan Anda. Alihkan perhatian dengan melakukan hal-hal yang memberikan rasa nyaman, bahagia, dan rileks. Memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi penting bagi kita untuk mengendalikan pikiran kita dan apa yang menjadi perhatian Anda. Ini akan sangat membantu.”
4. Belajar menikmati masa sekarang
“Bagi saya, melatih diri untuk lebih menikmati masa sekarang adalah kunci,” ungkap Sharnade. “Dalam praktiknya, Anda belajar untuk menikmati setiap momen dalam hidup. Terkadang, banyak peristiwa yang berada di luar kendali kita – seperti akhir yang tidak pasti atau menjadi tidak penting. Penerimaan akan sangat membantu.”
5. Lakukan sesuatu jika Anda bisa
Namun, tidak berarti Anda harus menerima situasi, jika Anda mampu untuk mengubahnya. “Jika Anda khawatir akan sesuatu yang dapat Anda lakukan, lakukanlah,” ungkap Dr Jassamy. “Sebagai contoh, jika Anda dirumahkan, Anda dapat memperbarui CV Anda atau pikirkan apa yang Anda akan lakukan jika tidak melakukan pekerjaan ini. Anda juga dapat membahasnya dengan orang-orang yang Anda percaya, bicarakan dengan teman-teman Anda, minta saran dari mereka. Dengan demikian, Anda mendapatkan gambaran lebih baik tentang apa yang Anda rasakan.”
6. Tuliskan pikiran dan perasaan Anda
Kegiatan menulis terbukti membantu Anda tenangkan pikiran. “Sebagian besar, ketakutan dan berbagai bayangan kita berada di dalam pikiran – kita cenderung terlalu banyak berpikir,” ungkap Sharnade. “Jika Anda menulisnya, kegiatan ini membantu Anda melihat lebih jelas dan memberikan pandangan baru tentang hal yang semula Anda khawatirkan, serta hal-hal yang lebih mudah dikelola dari bayangan Anda.
7. Terapkan cara-cara untuk tenangkan tubuh Anda
“Cara paling sederhana untuk tenangkan pikiran Anda adalah menenangkan tubuh,” jelas Dr Jessamy. “Pikiran dan tubuh sangat luat biasa. Mereka saling bertukar pesan satu sama lain dan bekerjasama untuk memperhatikan Anda serta menjaga kesehatan Anda. Lakukan latihan pernapasan secara rutin, perenggangan otot, serta relaksasi dapat membantu perbaiki kualitas tidur, mengurangi stres dan rasa khawatir, menguatkan imunitas tubuh, dan meningkatkan rasa bahagia serta optimisme.
Anda dapat mencoba dua latihan ini.
Latihan dasar
Anda akan merasakan banyak perasaan dan diisi banyak pikiran ketika Anda merasa stres. Perasaan ini dapat membuat Anda sulit menentukan hal-hal yang menjadi prioritas Anda. Untuk itu, menyatukan diri dengan lingkungan alam sekitar menjadi pilihan yang cocok. Temukan lima hal yang dapat Anda lihat, simak apa yang Anda dengar, dan hal yang dapat dicium, cecap, maupun sentuh. Cari satu hal dan pusatkan perhatian Anda pada hal tersebut.
Latihan pernapasan
Tubuh akan memberikan respon fisik terhadap stres yang Anda rasakan. Mungkin Anda tidak ingin menghindari penyebab stres Anda setiap hari, tubuh Anda akan memberi reaksi untuk menjauhkan diri dari penyebab tersebut. Detak jantung Anda meningkat, napas menjadi lebih pendek, serta otot-otot Anda menjadi tegang. Alihkan respon tersebut dengan teknik pernapasan lambat untuk melepaskan diri dari stres dan mulai tenangkan diri. Untuk melakukan ini, Anda perlu melakukan proses pernapasan dalam hitungan tertentu dan perlahan menambah hitungan setiap menghirup, menahan, hingga menghembuskan napas.
(Penulis: Claudia Canavan; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)