Koleksi Terbaru Tangan untuk Perempuan Independen

Lebih berani dan berwarna, Anda harus cukup percaya diri untuk bisa mengenakan busana power dress ini.



Di antara pilihan yang ditawarkan oleh desainer lokal, Tangan hadir dengan karakter yang menonjol. Unfinished end (bagian ujung pakaian yang tidak dikelim sehingga terlihat belum selesai dijahit), potongan struktural dengan garis jahitan yang tegas, serta pola dekonstruktif, adalah kekuatan tersendiri busana-busananya.


Digawangi oleh duo Margaretha Novi dan Zico Halim, tanggal 27 September lalu Tangan melansir koleksi terbaru mereka yang diberi judul Hang. Show-nya dilakukan di Kedasi, Gedung Graha Niaga Thamrin. Tentang pemilihan lokasinya ini, Zico berujar, “Kami ingin memberi nafas baru bagi penikmat fashion Tanah Air.” Pemilihan lokasi yang tidak biasa memang menjadi gimmick yang efektif untuk menarik atensi pemerhati mode ibukota.


Show dibuka dengan seorang pria berlari sangat cepat melewati runway. Kemudian muncullah look pertama berupa atasan vest dari bahan Tencel™ bermotif print dan celana panjang yang diserut di pinggang. Bahan ini merupakan material baru yang dieksplor oleh Tangan. Bertekstur mirip sutra sintetis, Tencel™ dibuat dari bahan organik dan sangat nyaman di kulit.






Berikutnya hadir secara berurutan busana-busana androgini yang terinspirasi dari instalasi seni karya Bruce Nauman berjudul Ten Heads Circle/Up and Down. Karya seni yang mengangkat tema violence dan absurdity ini diterjemahkan oleh Tangan dalam bentuk pola atau potongan kain yang dekonstruktif serta motif print yang abstrak, juga padu padan atau styling yang cenderung ‘absurd’ dan tidak biasa.






Koleksi Fall/Winter 2018 ini dibawakan oleh model perempuan dan laki-laki, namun pada dasarnya setiap item bisa dikenakan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Sebuah konsep berani lainnya yang berhasil diterapkan oleh Tangan: genderless.





(Foto: Hary Subastian)