Sosok direktur kreatif sebuah rumah mode merupakan posisi prestisius yang mengharuskan desainer untuk memberi citra baru bagi label yang ia pimpin. Begitu pula ketika Clare Waight Keller kini menggantikan sosok Riccardo Tisci bagi Givenchy.
Berbeda dengan Riccardo yang kerap mengadopsi budaya Amerika Selatan juga nuansa sporty bagi kreasi busana dan aksesorinya, kini Clare membawa Anda berimajinasi akan sketsa sang pendiri label, Hubert de Givenchy.
Sejumlah look tampil dalam palet hitam, bersanding siluet tegas dari aksen pundak yang gagah namun torso ramping.
Clare yang dulu memimpin label Chloé pun merupakan penggemar motif.Untuk itu, ia turut menghadirkan dua macam motif yang terinspirasi dari kreasi Hubert de Givenchy terdahulu, yaitu motif daun semanggi di tahun 1961 serta motif hewan yang berjaya di tahun 1981.
Permainan ragam material serta elemen '80-an begitu terasa di sejumlah look, di antaranya aksi pleats, material lembut menerawang, ruffle di area lengan serta leather yang menguasi deretan alas kaki berwujud Western boots.
Boots berkontur V tersebut disematkan studded toe mauoun snakeskin di bagian sol depannya.
Sementara, untuk pertama kalinya, Clare sekaligus menampilkan kreasi menswear yang tak jauh berbeda. Spirit retro berpadu punchy attitude yang dikemas dalam skinny tailoring, material tembus pandang berpalet serba hitam hingga material leather menjadi karakter baru bagi para pria untuk musim semi mendatang.
(Foto: courtesy of Givenchy, Twitter, Instagram)