Setelah Cuitan Kontroversial, Akun Twitter & Facebook Donald Trump Diblokir

Perusahaan media sosial ini mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Donald Trump setelah ia memuji pengunjuk rasa Capitol.



Facebook dan Twitter telah menangguhkan akun Donald Trump setelah ia membagikan beberapa unggahan yang menyebarkan informasi yang salah mengenai hasil pemilu Amerika Serikat, dan memuji pengunjuk rasa di Gedung Capitol.

Twitter mengatakan pihaknya menganggap tiga duitan Donald sebagai "pelanggaran berat terhadap kebijakan Integritas Sipil". Perusahaan tersebut mengatakan akan memblokir akun presiden ke-45 untuk selamanya jika cuitan itu tidak dihapus.

Facebook dan Instagram telah menangguhkan akun Donald selama 24 jam, sementara YouTube menghapus video di mana Donald memberi tahu para pendukungnya yang kemarin dengan kasar menyerbu Gedung Capitol, bahwa mereka "istimewa". Ia mendesak mereka untuk "pulang", tetapi juga menyebut hasil pemilu telah dicurangi dan berkata "kami mencintaimu".

Seorang protestan terliaht bergelantungan dari balkon Ruang Senat

Facebook mengatakan: "Kami menghapus akunnya karena kami yakin hal itu berkontribusi untuk mengurangi risiko kekerasan yang sedang berlangsung."

Seorang wanita ditembak mati di Gedung Capitol setelah para kerumunan pendemo di luar menerobos masuk ke dalam gedung. Massa menjadi semakin marah mengenai keyakinan tak berdasar mereka bahwa pemilu telah dicurangi dan bahwa Donald adalah pemenang yang sah.

Wakil presiden Amerika Serikat, Mike Pence, secara terbuka mengutuk kekerasan tersebut, mengatakan kepada massa: "Anda tidak menang. Kekerasan tidak akan pernah menang." Presiden terpilih Joe Biden menggambarkan insiden itu sebagai "serangan terhadap demokrasi... seperti beberapa kali kita pernah melihatnya."

Banyak yang menyoroti perbedaan yang jelas dalam perlakuan polisi terhadap pengunjuk rasa di Gedung Capitol dibandingkan dengan aktivis Black Lives Matter tahun 2020 lalu.

Beberapa selebriti menggunakan platform Twitter untuk mengungkapkan perasaan mereka, dengan penyanyi P!Nk mengatakan bahwa ia malu dengan apa yang terjadi.

"Sebagai Warga Negara Amerika Serikat, putri dari dua veteran, dan saudara perempuan, saya malu dengan apa yang terjadi di Washington. Kemunafikan dan rasa malu. Aksi munafik yang tidak patriotik. Ini hari yang menyedihkan bagi Amerika ," tulis penyanyi tersebut.

Legenda musik Stevie Wonder juga ikut angkat bicara dengan meminta agar sistem politik negara itu direstrukturisasi.

Ia menulis: "Sudah waktunya bagi para pemimpin negara ini untuk menyerukan Amandemen ke-25. Bukankah sudah jelas? Hari ini telah membuat saya sedih dan saya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi di negara saya, negara yang telah menginspirasi lagu-lagu harapan yang saya gubah dan cintai."

Karlie Kloss juga turut menyampaikan pandangannya: "Menerima hasil pemilu demokratis yang sah adalah patriotik. Menolak melakukannya dan menghasut kekerasan adalah anti-Amerika."

Bintang Hulk, Mark Ruffalo juga turut membuat cuitan yang pedih: "Bayangkan jika ini adalah pihak kita. Akan ada sungai darah di jalan-jalan dan tidak ada seorang pun dari kita yang akan dipersenjatai. Dan sedihnya ini dibiarkan terjadi."

(Penulis:Harper's Bazaar UK; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar UK)