Menyelami Museum di Bawah Laut

Pengalaman kultural tak lagi menjemukan apabila kini Anda dapat menyelam ke jantung samudra dan terlarut akan pesona underwater museum



Apabila museum-museum pada umumnya kurang bisa mengambil hati Anda, mungkin sekarang saatnya melihat lebih dalam lagi ke lokasi museum yang sama sekali berbeda yaitu di balik permukaan samudra. Underwater museum, begitulah destinasi tersebut biasa disapa. Ekshibisi yang digelar di dasar laut kini tak hanya menjadi daya tarik luar biasa bagi pariwisata suatu negara, namun juga ditujukan untuk mengalihkan atensi turis dari terumbu karang di sekitarnya yang terancam rusak akibat ulah manusia.

El Museo Subaquàtico de Arte (MUSA) di Meksiko dan Molinere Underwater Sculpture Park di Grenada adalah beberapa situs yang sukses menerapkan prinsip tersebut. Selain itu, Ocean Atlas di Bahama juga tercatat sebagai salah satu yang senantiasa menggugah antusiasme para pengamat budaya untuk terjun ke laut lepas demi mengamati keunikannya dari dekat.

Belum lama ini, fenomena tersebut kembali ramai menjadi buah bibir dengan diresmikannya museum bawah laut yang pertama di benua Eropa. Tepatnya di Lanzarote yakni pulau milik Spanyol, Museo Atlántico baru saja ditasbihkan sebagai rumah bagi setidaknya 300 buah arca gubahan sang seniman handal Jason deCaires Taylor yang secara hati-hati diklasifikasikan ke dalam 10 galeri bawah air.


Ocean Atlas, Bahamas, Clean Woman - Jason deCaires Taylor



Silent Evolution Mexico, Clean Diver - Jason deCaires Taylor


Museo Atlantico Lanzarote, Growth Night 04470 - Jason deCaires Taylor


Bila Anda bukanlah penyelam bersertifikat, tak perlu khawatir. Anda tetap diizinkan mengagumi keindahan museum ini lewat aktivitas snorkeling maupun menyaksikannya dari atas perahu yang memiliki lantai tembus pandang karena terbuat dari material kaca.

Jika Anda berpikir bahwa underwater museum ini hanya semata-mata eksploitasi lautan demi hasrat estetika, boleh jadi Anda keliru. Perwujudan museum di bawah laut tersebut justru merupakan upaya untuk melestarikan biota laut karena karya seni yang dipamerkan tak lain ialah terumbu karang buatan. Masing-masing patung dikomposisi dari semen dengan pH netral yang mampu menghasilkan instalasi berpori agar organisme seperti contohnya rumput laut maupun alga dapat dengan mudah bertumbuh dari dan di sekujur permukaannya.

Dalam tempo beberapa waktu setelah diturunkan ke laut, diharapkan objek-objek ekshibisi tersebut akan menjadi habitat hidup berbagai satwa laut sekaligus berbaur pada wajah alam dan pada akhirnya sanggup memperkaya ekosistem bahari.




(Foto: Courtesy of Jason deCaires Taylor, Instagram @jason_decaires_taylor)