Diselenggarakan untuk pertama kalinya di tahun 2013, Jakarta Culinary Passport (JCP) langsung mencuri perhatian penggemar kuliner di ibu kota. Kehadiran JCP diinisiasi oleh sekelompok anak muda, yang merupakan teman-teman alumni ITB sekaligus kelompok arisan. Meidita Agustina, Arnisya Virginia, Humaira Zahra, dan Gratia Putri, adalah empat dari lima belas anak muda yang membentuk Alphabet Project, sebuah event creator yang fokus menyelenggarakan event dengan konsep berbeda yang belum pernah ada sebelumnya, dan Jakarta Culinary Passport adalah proyek pertama mereka.
Selain konsep unik, JCP unggul dalam komitmennya untuk selalu mengkurasi tenant yang ikut dalam festival mereka, karena tidak akan ada tenant yang sama dalam satu penyelenggaraan. Mereka juga mementingkan kebaruan dan melihat jumlah followers di sosial media. Kriteria ini penting untuk memastikan JCP akan selalu penuh kreasi kuliner unik, berbeda, dan pastinya memang populer di kalangan foodies Jakarta,” tambah Nisya. Kini tim Alphabet Project tengah sibuk memulai persiapan JCP 2016 yang akan lebih besar dan lebih seru. Bagi mereka tren festival kuliner ini masih akan terus berkembang dan menjadi semakin ramai. “Suasananya kini semakin kondusif. Festival kuliner semakin banyak, penyedia kuliner juga menjamur, disertai dengan kemunculan food blogger. Jadi bisa dibilang kami tumbuh bersama-sama dengan mereka serta menjalin hubungan yang sama-sama menguntungkan,” jelas Humaira menutup perbincangan.
Simak perbincangan lengkap Bazaar bersama tim dari Jakarta Culinary Passport dan pegiat kuliner muda lainnya dalam Harper's Bazaar Indonesia edisi Januari 2016.
(Anindya Harahap)
Portfolio ini:
Fotografi: Rakhmat Hidayat
Styling dan produksi: Febe R. Siahaan, Ardhana Utama, Daniar Cikita, Verra Kusumamenggala
Lokasi: Conclave
Desain table setting: Tea Rose
Properti makanan: Gran Mahakam